Minggu, 18 Mei 2014

ODIUM JAMBI PURE BLACK METAL Berasal dari sekre kecil yang terdapat di kota kecil JAMBI sumatera bagian selatan pada tahun 27-NOVEMBER-2011,yang berambisi bermain dengan music bergenre (PURE BLACK METAL) yang berinfluens/berkiblat kepada band : THY ANTICRIST, GORGOROTH, MAYHEM DAN BURZUM, Dan kami semua sepakat mematerikan music kami terhadap kehidupan di akhir zaman yang di ceritakan munculnya manusia menyerupai dajjal.ODIUM sendiri yang di artikan dari bahasa YUNANI yang berarti : KEBENCIAN... Dengan line up yang pertama (2011) : MUFTY (GUITAR), RICKY (GUITAR), FIKRI (BASSIST), RIAN (VOCAL) DAN NINO (DRUMMER). pada tahun 2013 personil ODIUM Bernama RICKY DAN NINO Mengundurkan diri dengan catatan alasan pribadi ,Dan pada saat ini kami ber line up  (2014) : MUFTY LABIB (GUITAR II DAN BACKING VOCAL), SYAWAL (GUITAR LEAD), RIAN MANCAI (VOCAL) FIKRI (BASSIST) DAN RUTH ADITYA (DRUMMER) .

Senin, 21 April 2014

BURGERKILL Tegaskan bahwa mereka tidak pernah berkolaborasi dengan band UNGU!

Mungkin beberapa penikmat gratisan / downloader memiliki lagu yang berjudul "Sepi Gelisah" yang mengatasnamakan Burgerkill feat Ungu. Namun Burgerkill tidak pernah berkolaborasi dengan Ungu dan beberapa kali menegaskan lewat akun twitter official bahwa lagu "Sepi Gelisah" tersebut bukan milik lagu mereka. Mereka mengatakan bahwa itu adalah kerjaan orang-orang iseng. Nah enggak mau salah kapra lagi kan? Makanya budayakan beli CD nya dong!

Kenapa Merchandise Band Lokal Mahal?

Tanpa disertai survey yang serius pun kita sudah bisa menyimpulkan bahwa saat ini memproduksi kaos band underground lebih menggiurkan ketimbang membuat kaos distro. Lalu tengoklah pelosok kota kembang, toko-toko yang khusus menjual merchandise band lokal sangat mudah dijumpai dijumpai di mana-mana.
Salah? Tentu saja tidak. Bahkan bagus. Sebab, sebuah bisnis pasti memiliki efek positif langsung terhadap kehidupan. Dan faktanya, bisnis merchandise band lokal yang sekarang tengah marak ternyata mampu menggerakan jentera ekonomi scene. Setidaknya ada ladang mencari uang. Teman kita yang punya duit lebih, memilih jadi vendor. Dan mereka yang hanya punya tenaga, ikut jadi pekerja pada teman yang punya duit. Belum lagi para desainer artwork yang turut kecipratan rejeki. Singkatnya, bisnis merchandise sudah menyulut dapur teman-teman kita tetap ngebul.
Namun, ketika bisnis merchandise sedang hangat-hangatnya, permasalahan ternyata selalu saja ada. Yang paling banyak dikeluhkan adalah mengenai harga merchandise band lokal yang mahal. Ukuran mahal memang relatif, tapi di sini kita memang sedang memakai parameter lokal. Artinya, alat pembanding yang kita pilih bukan produk sejenis dari mancanegara.
Contoh kasus, satu potong kaus distro sekarang rata-rata dibandrol di angka Rp 90.000 — kecuali untuk satu-dua label yang kini sudah ada yang mencapai harga Rp 150 ribu. Kalaupun ditarik level paling tinggi, rata-rata harga kaos distro masih jarang yang dibandrol di atas seratus ribu perak. Tapi, coba tengok harga kaos band metal. Di akhir 2011, harga sepotong t-shirt metal masih dibandrol sekitar Rp 115.000. Memasuki pertengahan 2012, harganya sudah berkisar Rp 120-125 ribu.
Mengenai harga kaos metal yang relatif mahal, teman kita pemilik label Dark Castle, Iyonk, pernah mengalami kejadian lucu. Suatu kali, toko Iyonk yang berada di Plaza Parahyangan didatangi seorang ibu berserta anaknya. Sang anak merengek minta dibelikan t-shirt band death metal. Ketika tahu bandrol kaos yang diinginkan anaknya, ibu tersebut kontan berujar: “Kenapa harganya mahal gini? Padahal kaos di toko bawah harganya Rp 60.000?”
Dengan sabar Iyonk pun menjelaskan kenapa harga kaos yang diinginkan anaknya bisa mencapai angka Rp 120.000. Setelah diberi penjelasan tentang harga artwork, royalti buat band, dan lain-lain, sang ibu rupanya belum juga ngeh dan lebih memilih menampik keinginan anaknya.
Iyonk mengaku dirinya bukan tidak mau menjual sepotong t-shirt band lokal dengan harga lebih murah. Akan tetapi harga yang dipatok memang sebuah keterpaksaan karena Iyonk harus memperhitungkan bermacam aspek produksi, mulai dari membayar artwork, royalti buat band, bahan, sablon, sampai perhitungan share untuk toko jika produk itu dititip-jualkan.
Yups, harga kaos band lokal memang relatif mahal karena merchandiser harus menghitung beberapa aspek produksi. Di sini kita sedang membicarakan sebuah merchandise yang diproduksi secara legal, dan bukannya produk bajakan yang sekarang tidak kalah marak. Sebuah kaos tentu membutuhkan artwork. Harga sebuah artwork sekarang berkisar Rp 500.000. Ini masih tergolong murah, sebab artwork karya desainer tertentu bisa mencapai bandrol jutaan rupiah.
Aspek produksi lainnya adalah royalti buat band. Dari beberapa sumber, meski tidak jadi patokan absolut, royalti untuk sepotong kaos sekarang berada di angka Rp 10-12 ribu. Dan biasanya royalti band harus dibayar di depan.
Dari dua aspek produksi di atas, rasanya wajar jika merchandiser mematok harga sepotong kaos band metal lokal di kisaran angka Rp 120.000. Jika dilihat sekilas dengan memperbandingan dengan produk kaos distro, jelas angka yang relatif mahal. Tapi, harga segitu akan terasa wajar jika kita mengerti latar belakangnya.
Seperti ungkapan Ray dari Horrorjoke Merch, “Kahayang mah saya ge ngajual kaos lima puluh rebu. Tapi da kumaha deui, ongkos produksi memang maksa urang matok bandrol sakitu.”
Sekarang semuanya balik kepada kita sebagai konsumen. Apakah mau memilih produk legal yang harganya sedikit rada nyiwit tapi dijamin halal. Atau memilih produk bajakan yang harganya jauh lebih murah. Woleskeun, beray!
Taring, Wadah Baru Hardy 'Outright', Gebeg 'Power Punk', Angga 'Asia Minor' untuk Berkarya

Taring
, sebuah nama grup band Hardcore yang pastinya belum begitu familiar dalam benak pikiran atau bahkan mungkin baru mendengar pertama kali ini. Wajar saja nama tersebut terjadi, karena Taring adalah band yang barusaja dibentuk. Namun Taring bukan sembarang band, ini adalah sebuah band proyekan gabungan beberapa personil dari tiga band yang cukup disegani keberadaannya di scene Underground Bandung. Mereka adalah Hardy 'Outright' pada vokal, Gebeg 'Power Punk' pada drum, Angga 'Asia Minor' pada gitar, dan Ferry pada bass.

Taring merupakan band proyekan serius. Hal tersebut memang terbukti walaupun masih berumur sangat belia, tapi Taring langsung menunjukkan "Taringnya" dengan membuat materi, dan sudah terkumpul 10 lagu. Tidak ingin menunggu lama, Taring pun langsung masuk studio rekaman yang sudah dimulai sejak 5 April kemarin untuk menggarap materi tersebut yang nantinya akan disatukan dalam debut album. Masterplan menjadi pilihan Taring untuk merekam materinya, dan Zoteng "Forgotten" berperan penting, yakni sebagai sound engineer. Mereka menargetkan album perdana tersebut bisa rilis tahun ini, dan kabarnya sudah ada label rekaman yang telah siap menanganinya.

Minggu, 20 April 2014

Outright umumkan line up terbaru
Outright band Hardcore asal kota Bandung ini baru saja mengumumkan line up terbaru di 2014, mereka setelah beredar kabar bahwa vokalis mereka Hardy akan hengkang dari band dan memfokuskan ke band Taring. Band yang akan mengeluarkan album Persistence yang berisikan 12 lagu pada bulan depan ini semakin mematangkan proses penggarapan album ke dua mereka. Inilah statement
dari Outright mengenai keluarnya hardy dari band :
Hello Diehards semoga kalian sehat semua, dengan statement ini saya ingin mengklarifikasi semua gosip/rumor mengenai Vokalis kami HARDY,dengan segala respect terhitung bulan MEI 2014 Hardy sudah tidak bersama OUTRIGHT dan posisi Vokal Diisi oleh RICKY.
Hal ini sudah didiskusikan secara seksama dan tidak ada masalah sama sekali dalam internal kami,HARDY pun sudah kembali berkarya bersama amunisi barunya bernama "TARING" the new wave of Bandung Hardcore dan OUTRIGHT pun sudah merampungkan sebagian besar materi dalam proses Mastering untuk album penuh kedua kita bertajuk "PERSISTENCE" dibawah label baru kita JAGGERNAUT RECORDS. Sebagai penghormatan untuk salah satu sahabat terbaik kita HARDY,kita akan menggelar showcase party di CHINOOK cafe Bandung tanggal 29 April 2014,be there and get your best spot by comin' earlier.


GRAUSIG

"Kini, Raksasa Itu Bangkit Kembali!" : 
itulah perumpamaan yang cocok untuk mengambarkan kembalinya Group musik Deathmetal legendaris yaitu GRAUSIG! Setelah cukup lama vakum dan terkubur oleh “Kenajisan Selera Musik Mayor Label” mereka siap kembali Memberikan Kebisingan dari apa yang mereka sebut Idealisme Dalam Berkarya!
Group band yang kini di tunggangi oleh : JAMES (Vocal) lalu RIDWIN (Guitars) dan EWOK (Bass) serta DENNY (Drums) secara mantab, telah siap melahirkan album baru yang disepakati untuk diberi nama : "IN THE NAME OF ALL SUFFERED AND DIED" pada awal bulan Juni mendatang.
Ketika gue tanyakan perihal kembalinya GRAUSIG! di dunia “Per-Metal-an” tanah air setelah vakum cukup lama, Sang Gitaris RIDWIN secara santai berkata seperti ini melalui akun twitternya di @budi_ridwin

We’re not dead yet man,.. ini juga salah satu pembuktian dari kita “What doesn’t kill us, Only makes us stronger” :)
Suatu pembuktian bahwa mereka hanya tinggal menunggu waktu untuk di Bangkitkan kembali! Dan Menakjubkan sekali, Para Legenda yang rata-rata telah berumur di angka 40 tahun di KTP nya tersebutpun seakan ingin membuktikan bahwa mereka hadir bukan untuk dipuja, melainkan untuk dikenang. Karena mau tidak mau, Scene DEATHMETAL yang mereka usung saat ini harus siap di re-generasi. Obor semangat untuk terus mempertahankan idealisme dalam berkarya pun kini siap di pindah tangankan.
Tanpa mengurangi rasa hormat sedikitpun, kiranya, apa yang di idam-idamkan oleh GRAUSIG! kini telah datang dan menjadi nyata. Materi? Status Sosial? Oh tentu bukan itu bos! Yang mereka idam-idamkan adalah Genre Musik Metal khususnya Deathmetal diminati oleh berbagai kalagan. Tanpa melihat Agama, Suku, Tua, Muda, Kaya, Miskin, memandang Kasta dan Derajat yang tidak manusiawi itu, untuk berdiri dan headbanging bersama. Damn! It’s so very Fuckin Awesome Cool! Dan itu pun mulai terlihat. Dewasa kini genre musik Metal banyak digandrungi oleh kawula muda tanah air. Cita-Cita mulia dan liar dari  GRAUSIG! Realistis & Tidak Neko-neko, itulah impian mereka sedari awal.
Foto: We're Proudly to Announce New Sign with INTERNAL AMPUTATION From Klaten - Indonesia.
Young Member and sickest to Slam Fans likes Devourment, Cephalotripsy, Abominable Putridity.

COMING SOON DEBUT ALBUM "Abortus Iminens"
10 Tracks Guttural Groove Brutality For a Slam Fans.

Release by:
Waar Productions (www.waarproductions.com)
Official Distributed in USA by:
Sevared Records (www.sevared.com)

Booking Tour:
Alengka Management (www.facebook.com/alengkamngment)Internal Amputation

Kabar baik datang dari band Brutal Death Metal asal kota Klaten yakni INTERNAL AMPUTATION yang akan segera memuntahkan debut album mereka bersama Waar Productions.



Foto: AVAILABLE NOW!!! Debut Full Length Album Suicide Of Disaster - Evisceration Of Pregnant Abdomen
slamming brutal death metal from jakarta,indonesia
Released By Rebirth The Metal Production (Germany) 
Contain 11 sick songs
price : Rp.60.000 / 11$ 
more info : 089623804916 / 29E8B1A3Suicide of disaster

Telah rilis dan dapat dipesan Debut Full Length Album Suicide Of Disaster - Evisceration Of Pregnant Abdomen
slamming brutal death metal from jakarta,indonesia
Released By Rebirth The Metal Production (Germany)